Sunday, January 29, 2012

Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Semarang



Hallo semua,
Adakah diantara kalian yang berniat untuk membuat paspor? Khususnya  bagi kalian yang berdomisili di wilayah Semarang dan sekitarnya. Well, mungkin cerita dari pengalaman saya ini bisa bermanfaat untuk membantu kalian. Kebetulan akhir tahun kemarin saya berhasil membuat paspor ( well, that was my first ever passport, so, I’m kinda excited! ). Saya membuatnya atas usaha sendiri lho, tanpa calo ataupun perantara yang lain. Setelah sebelumnya sudah tanya sana tanya sini plus searching-searching di internet dulu perihal prosedurnya. Awalnya ragu juga sih apakah akan apply sendiri atau menggunakan jasa biro. Karena berdasarkan informasi yang saya dapat katanya membuat paspor itu tak semudah yang dibayangkan, ribet. Mulai dari persyaratannya, susahnya menghadapi petugas kantor imigrasi sampai serbuan calo yang menawarkan jasa. Sempat juga sie tergiur untuk menggunakan jasa biro pejalanan namun setelah mencari info dari beberapa biro ternyata prosedurnya sama rumitnya dibandingkan jika mengurus sendiri dan yang tergila harganya mahal amiiiit, rata-rata dari mereka mematok harga lebih dari 2x lipat harga sebenarnya. Kemudian setelah dipikir ulang, atas dasar pertimbangan harga dan atas dasar keingintahuan yang besar tentang bagaimana sesungguhnya prosedur pembuatan paspor itu, akhirnya diputuskan bahwa saya akan mengurus sendiri.
Langkah pertama yang seharusnya dilakukan adalah membeli formulir. Namun kebetulan waktu itu kakak saya sedang berurusan di kantor imigrasi, jadi sekalian saja saya titipi untuk mengambilkan formulir pendaftaran paspor hehe lumayan khan.
Setelah formulir sudah di tangan, saya segera mengisi formulir yang berada di dalam map kuning (yang khusus dibeli di kantor imigrasi, karena didunia ini hanya mereka saja yang menyediakan). Map kuning itu berisi antara lain: formulir pendaftaran berisi informasi identitas diri, formulir pengambilan dan satu surat pernyataan yang harus ditandatangani dan ditempel materai.

Setelah semua kolom sudah terisi dan saya cocokkan kembali dengan dokumen aslinya dan saya yakin semuanya sudah benar, kemudian saya melampirkan persyaratan yang harus disertakan seperti: 
  1. fotocopy KTP 
  2. fotocopy kartu keluarga
  3. fotocopy akta kelahiran
  4. fotocopy ijazah pendidikan terakhir
  5. surat rekomendasi dari perusahaan (bagi yang sudah bekerja), bagi pelajar/mahasiswa bisa menyertakan surat rekomendasi dari sekolah/kampus
Kemudian saya menuju ke langkah berikutnya, yakni menyerahkan formulir-formulir tersebut ke kantor imigrasi terdekat. Sekedar info, saat ini keimigrasian sudah menerapkan sistem online (eh, sudah saatnya kaleee). Jadi bagi kalian yang alamat KTP nya berada jauh dari alamat tempat tinggal saat ini, maka kita tidak perlu repot-repot pulang. Cukup datang ke kantor imigrasi terdekat.
Oh ya, jangan lupa membawa semua dokumen aslinya ketika menyerahkan berkas-berkas tersebut, karena nantinya petugas akan mencocokkan dengan yang aslinya. Nah, karena saya berdomisili di Jepara maka saya memutuskan untuk mendaftarkannya ke kantor imigrasi Semarang (sebenarnya di kantor imigrasi Pati lebih dekat, namun karena pertimbangan kemudahan transportasi, maka saya memutuskan ke kanim Semarang saja).
Eits, hampir lupa, sebelumnya saya mendaftar online dulu di website keimigrasian ( yang mana hal itu ternyata sangat membantu saya diproses berikutnya ). Ketika kita mendaftar online maka kita akan mendapatkan bukti pendaftaran online yang harus kita cetak dan disertakan dalam map kuning.
Saya datang ke kanim Semarang sesuai jadwal yang saya pilih ketika mendaftar online.
Saat itu hari Jumat, saya naik BRT menuju ke kanim Semarang (kebetulan ada salah satu halte yang berada tepat di depan kanim ). Sampai disana sekitar jam setengah delapan pagi. Walaupun masih tergolong pagi ternyata di dalam sudah banyak orang yang mengantri. Kesan pertama ketika saya masuk ke kanim Semarang adalah ‘wow, looks good n so comfy’ gambaran tentang banyak calo yang memburu 'mangsa' ternyata tidak saya temui sama sekali, istilahnya benar-benar bersih, fiuhhh…hal ini sungguh melegakan, karena jujur saja yang paling saya takuti sebelumnya adalah ketika diganggu oleh para calo-calo tersebut.
Karena saya bingung and don’t know what to do, akhirnya saya memaksakan diri mendatangi mas-mas  (petugas) yang berada di garis depan (yang terlihat ganteng, ramah tamah, baik hati dan tidak sombong,,,hagz…), dia pun membantu saya dengan mengambilkan nomor antrian dan menjelaskan apa saja yang musti dilakukan, (kalau kalian nantinya bingung dengan cara pengisian formulir pendaftaran paspor kalian bisa tanya ke masnya itu, believe me, he’s very helpful, dia akan memeriksa dan memberitahukan tentang apa yang kurang dan yang musti dilakukan).

Semua berjalan lancar dan cepat. Nomor saya mulai dipanggil (pertama-tama) di loket 2, di loket penyerahan formulir. Petugas memeriksa dan mencocokkan semua berkas saya dengan dokumen yang aslinya, setelah sedikit tanya jawab yang agak ngga’ penting, berkaspun diterima, dan yang asli dikembalikan. Petugasnya bilang kalau saya mau sabar menunggu, jam dua siang nanti saya bisa datang kembali untuk wawancara (dalam arti semua proses bisa dilakukan dalam satu hari itu juga). Tanpa pikir panjang saya langsung meng'iya'kan untuk datang lagi siangnya. Sebagai catatan, hal ini adalah sebagai akibat dari pendaftaran via online yang saya lakukan sebelumnya. Data-data saya sudah tersimpan terlebih dahulu dalam file mereka, jadi ketika saya menyerahkan berkas-berkas tadi mereka hanya tinggal mencocokkan saja. Dan tampaknya petugas yang mengurusi pendaftar online dengan pendaftar manual disendirikan. Dan, karena jumlah pendaftar online masih tergolong sedikit, jadi prosesnya pun bisa dengan cepat selesai *yeayyy*.

Karena jam 2 siang masih lama, maka saya memutuskan untuk jalan-jalan dulu ke mall (naik BRT lagi donk  tentunya hehe). Setelah pusing muter-muter mall, dan waktu sudah menunjuk pukul 1 siang, saya memutuskan kembali ke kanim.  Daannn kembali bertemu mas-masnya yang ganteng tadi hehe, masnya dengan baik mengambilkan nomor antrian.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya nomor saya dipanggil ke loket 4 untuk pembayaran. Biaya pembayaran total adalah RP 255.000,-. Petugas akan memberikan kuitansi setelah kita melakukan pembayaran. Ingat untuk selalu menyimpan kuitansi tersebut karena nanti diperlukan untuk pengambilan paspor ketika paspor sudah jadi.
Kemudian, masih menggunakan nomor antrian yang sama, saya kembali menunggu dipanggil untuk menuju proses selanjutnya yakni foto biometric dan wawancara.  Nah, disini baru kita benar-benar diuji kesabaran kita. Karena ternyata dibutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai akhirnya nomor antrian kita dipanggil. Hal ini bukan karena lamanya proses foto atau panjangnya proses wawancara, tapi lebih karena banyak orang (terutama para agen dari biro perjalanan dan Tenaga Kerja Indonesia) yang menyerobot antrian. Bayangkan saja, untuk perpindahan dari satu nomor ke nomor lian saja membutuhkan waktu 30 menit, padahal aslinya cuma membutukan paling lama 10 menit.
Setelah menunggu hampir selama 3 jam *wuihhh* akhirnya nomor saya pun dipanggil, dan seperti yang saya bilang sebelumnya, proses foto dan wawancara hanya berlangsung singkat.

Eh, pada saat wawancara kita tidak perlu khawatir, kita hanya akan ditanya tentang nama, sedikit tentang identitas diri serta tujuan kita akan bepergian ke luar negeri ( ke negara mana dan untuk keperluan apa ).
Setelah dua proses itu selesai maka berakhirlah proses pembuatan paspor. Kemudian 4 hari kemudian saya kembali untuk mengambil paspor yang sudah jadi. Serahkan bukti pembayaran (kuitansi) ke loket 1, tunggu sesaat kemudian nama kita akan dipanggil. Petugas akan menyerahkan paspor baru kita, namun jangan buru-buru pergi, kita harus fotocopy paspor itu untuk kemudian fotocopyan itu diserahkan lagi ke petugas tadi. Kemudian petugas akan memberikan bukti penerimaan paspor untuk ditandatangani. Setelah semua selesai petugas akan meminta kita mengisi semacam kusioner tentang pelayanan kanim Semarang. Sebenarnya mau saya pencet ‘sangat baik’, namun berhubung saya sempat ‘nggondhuk’ saat menunggu interview akhirnya hanya saya pilih ‘bagus’. But overall, pelayanan mereka memang bagus, para petugas ramah, very helpful and the most important is no calo! :)
Well, that’s it! Its all done! Paspor sudah ditangan, siap dah melancong ke luar negeri yiiihaaa! 

* World is beautiful indeed, let's find what God has been created to us -anonymous- *